Pengendara motor belakangan ini semakin lama semakin bertambah. Di samping efek positif, ternyata naik motor juga menyimpan bahaya tersembunyi. Sebuah riset mengatakan, mengendarai motor berisiko impoten dan menurunkan libido. Wah! Hasil penelitian tersebut merupakan gabungan dari riset tiga negara, Itali, Amerika, dan Austria.
Pengendara motor yang menghabiskan waktu cukup lama di atas motor berisiko impoten dan menurunkan libido. Tapi bukan berarti anda tak boleh naik motor. Semua pengendara kendaraan roda dua itu, terutama pria hanya perlu berhati-hati dalam memilih sadel atau tempat duduk motor anda.
Demikian NYTimes, Kamis (6/10/2005). Sebab riset di atas menemukan, tempat duduk motor yang memiliki bagian belakang menyempit dan ujungnya mengecil berpengaruh pada performa seksual si pengendara motor.
Beberapa jenis dudukan atau sadel motor bahkan memiliki efek yang lebih berbahaya lagi. Bahkan sadel yang diiklankan sebagai sadel ergonomis juga dapat membahayakan organ seksual. Penelitian ini juga membuktikan, setidaknya 5 persen pria yang sering mengendarai motor mengalami disfungsi ereksi.
Para ahli percaya angka sesungguhnya lebih tinggi karena banyak pria yang enggan menghubungkan kelemahan seksualnya dengan kebiasaannya mengendarai motor. Ini memang bukan fakta baru. Tahun 1997, seorang urologis asal Boston Dr. Irwin Goldstein telah meneliti masalah ini. Ia pun menyimpulkan, hanya ada dua jenis pengendara motor. Satu yang telah impoten dan dua, yang akan impoten.
“Ketika anda duduk di kursi anda tak pernah membebankan tubuh anda ke perineum, tapi ketika anda duduk di motor, tekanan perineum dari berat beban anda meningkat sampai 7 kali lipat,” demikian Dr Schrader, ahli reproduksi dari National Institute for Occupational Safety and Health.
Perineum adalah daerah antara alat kelamin dan anus. Pada pria area tersebut berada antara testis sampai anus, sedangkan pada wanita, dari vagina sampai anus. Di dalam perineum ini terdapat arteri dan saraf yang menghantarkan aliran darah dan rasa sensasi ke penis. Ketika pengendara motor duduk di sadel yang meruncing atau sempit, arteri dan saraf tadi semakin tertekan.
Kurangnya aliran darah tadi, mengakibatkan penis kurang mendapat tekanan atau dorongan untuk mencapai ereksi penuh. Hal tersebut tak jauh berbeda pada wanita. Arteri dan syaraf yang sama juga berpengaruh pada klitoris wanita ketika berhubungan seksual. Walau pengendara motor wanita belum banyak dipelajari namun peneliti percaya efeknya hampir sama dengan pria. Dalam penelitian yang dilakukan, sadel klasik yang ujungnya mengecil akan membuat tubuh menumpu beban ke arah perineum.
Setidaknya seperempat tubuh bertumpu ke ujung sadel sehingga menekan perineum. “Seorang pria bisa duduk di atas sadel dan tak menyadari aliran oksigen ke penisnya bisa berkurang hingga 100 persen,” jelas Dr. Cohen seorang terapis fisik. Besarnya risiko masing-masing pengendara bisa berbeda-beda.
Berbagai faktor seperti berat badan dan anatomi tubuh juga turut mempengaruhi. Namun belum ada penelitian yang mendetil tentang faktor tersebut. Sadel yang aman menurut peneliti tadi adalah sadel yang bisa membuat pengendara bertumpu pada tulang duduk. Dengan posisi duduk yang bertumpu pada tulang yang terdapat di bokong tersebut perineum terlindungi dari tekanan. Sadel yang ‘berhidung’ atau menonjol di bagian ujung juga sangat tidak disarankan.