Coba deh diingat-ingat, bukankah saat stres datang, nafsu makan pun jadi berlipat ganda? Ternyata hal itu karena apa yang kita makan sangat dipengaruhi oleh mood kita.
Menurut Norman Pecoraro, PhD, dari University of California, San Francisco, AS, saat kita sedang stres atau tertekan, tubuh kita melepaskan hormon kortisol yang akan diteruskan ke otak, dan oleh otak diartikan tubuh perlu perlu pelampiasan. Nah, makanan manis dan berlemak tentu jadi pelarian yang nikmat saat stres.
“Saat kita menyantap makanan untuk merespon perasaan negatif, seperti rasa marah atau sedih, tanpa sadar kita membuat koneksi yang kuat dengan otak,” papar Norman. Makanan itu akan dikenali oleh otak sebagai jawaban atas emosi yang kita alami. “Bila situasi stres itu kita alami lagi, maka otak kita akan memberi perintah untuk mencari camilan,” tambahnya.
Padahal, menghindari stres adalah hal yang sulit. Apalagi untuk wanita aktif seperti kita. Tenang saja, simak strategi berikut biar bobot nggak gampang membengkak.
Munculkan Rasa Bahagia
Kaum hawa biasanya punya kaitan emosional dengan musik. Maka bila stres terlanjur menghampiri, segera dengarkan musik atau lagu-lagu favorit sebelum nafsu makan timbul. Selain jadi pengalih perhatian, musik juga bisa jadi pelepas emosi.
Tunggu
“Keinginan kuat untuk makan sebenarnya seperti ombak. Pertama hanya berupa buih, membesar sampai puncak, dan akhirnya hilang. Jadi saat nafsu untuk makan timbul, tunggulah sebentar hingga hilang,” kata Cyntia Bulik, penulis buku Runaway Eating.
Alihkan Perhatian
Saat kita memilih makanan sebagai pelarian, sebenarnya yang diinginkan oleh tubuh adalah perasaan nyaman. Oleh karena itu, kenali apa yang kita butuhkan saat kita merasa jenuh, marah, atau sedih. Misalnya saat suntuk di kantor, jangan segan menghubungi teman untuk curhat, sehingga hasrat untuk ngemil pun hilang.
Cukup istirahat
Tubuh yang letih biasannya akan memancing asupan makanan bergula dan mengandung karbohidrat. Itu sebabnya, sesibuk apapun, carilah waktu untuk mengistirahatkan tubuh dan pikiran.