Peng Shulin, seorang lelaki paruh baya dari Cina itu memegang alat bantunya. Tapak demi tapak kaki besi itu mulai melangkah. Sesekali terlihat ia menyeka keringat. Matanya tetap menghadap ke depan. Senyum lembutnya pun tetap terlintas, bahkan sesekali diselingi dengan tawa. Setiap orang yang berada di dekatnya waktu itu hanya bisa bergumam, “Ia optimis, ia beruntung..”
Ingatannya mulai menerawang pada kejadian lebih dari sepuluh tahun silam itu. Hatinya selalu miris saat di otaknya terbayang bagaimana truk besar itu menggilas habis tubuhnya bagian bawah. ” tetapi, Tuhan menyelamatkan saya!” begitu katanya pada semua orang.
Ia ingat betul bagaimana 20 orang tenaga ahli itu berjuang menyelamatkan nyawanya. Bukan hanya dokter bedah, ahli syaraf bahkan ahli elektronika dan fisika pun juga dilibatkan dalam proses rekonstruksi tubuhnya.
“Bukan kehebatan kami, tetapi semangatnya yang luar biasa itulah yang justru memotivasi kami untuk memberikan yang terbaik.” Kata seorang tim ahli, “Kami ingat betul, bagaimana jantung itu tetap berdetak kencang pada saat masa-masa kritisnya, detak jantung luar biasa yang membuatnya tetap bertahan hidup, bagaimanapun kondisinya.”
Memang, saat ini tinggi Peng Shulin tinggal 78 cm. Tapi hal itu tidak pernah membuatnya menyerah. Ia tetap berjalan, dan tetap mengerjakan berbagai kegiatan rutin sehari-hari… “Lifes Go on..” katanya sambil tersenyum.