Warung Internet

Dunia yang asik untuk berbagi...

Pada tanggal 19 November 2012 DD akan ganti template, jadi jika kamu mengalami gangguan pada tanggal itu Admin mohon maaf | Mohon maaf untuk sementara artikel Humor dan Cermis belum bisa diposting. InsyaAllah akan mulai berjalan normal pada awal bulan desember 2012 |

Kamu suka artikel ini? Klik "Like" dan +1!

orangtua bijak
Semua orang tahu bahwa kakek neneknya akan tampak lebih bijaksana dan peduli dengan orang lain. Ternyata ada penyebabnya kenapa orang tua lebih bijaksana. Apa faktornya?

Jawabannya ini karena puncak dari kecerdasan emosional (emotional intelligence) terjadi setelah usia 60 tahun.

Hal inilah yang membuat generasi lebih tua memiliki kepekaan dan rasa empati yang lebih tinggi dibanding generasi muda. Karenanya orang tua lebih melihat sesuatu dari sisi positifnya dalam segala hal termasuk saat sedang stres.

"Secara meningkat tampak bahwa arti dari pusat kehidupan adalah hubungan sosial dan saling peduli atau merawat orang lain," ujar psikolog Profesor Robert Levenson dari University of California di Berkeley, seperti dikutip dari Dailymail.

Dalam satu studi, para ilmuwan melibatkan 144 orang dewasa sehat yang berusia 20-an, 40-an dan 60-an tahun untuk melihat reaksi terhadap sesuatu yang netral, sedih dan juga menjijikkan dari sebuah film. Peserta diminta mengambil sikap secara objektif, dan fokus pada aspek positif dari apa yang dilihatnya.

Didapatkan orang yang sudah tua dalam hal ini kelompok usia 60-an lebih mudah melihat suatu adegan negatif secara positif. Kondisi ini mengacu pada pengalaman hidup dan juga proses pembelajaran dari masa lalu. Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Psychology and Aging.

Penelitian lain yang dilaporkan dalam jurnal Social Cognitive and Affective Neuroscience juga menunjukkan bahwa orang yang lebih tua memiliki empati yang lebih besar dan lebih sensitif terhadap kesedihan.

"Pada orang yang berusia lanjut, ia akan mengadopsi perspektif yang berbeda dan tujuannya lebih fokus pada hubungan interpersonal yang dekat. Karenanya mereka semakin peka terhadap kesedihan dan rasa empati yang tinggi," ujar Dr Benjamin Seider.

Prof Levenson menuturkan bahwa kepekaan yang meningkat terhadap kesedihan tidak menunjukkan peningkatan risiko depresi, bahkan menjadi tanda sehat. Karena kondisi ini bisa membantu seseorang menyalurkan emosinya.

Jika kamu suka artikel ini, sumbangkan komentar kamu

Pembaca yang baik adalah pembaca yang meluangkan sedikit waktunya untuk memberikan komentar tentang apa yang telah dibacanya... :)