Vagina adalah salah satu bagian yang paling lembut dan sensitif dari tubuh wanita. Wanita yang habis melahirkan seringkali merasa otot vaginanya kendur. Untuk mengembalikan kekencangannya, para wanita biasanya menjalani prosedur bedah yang disebut vaginoplasty.
Vaginoplasty merupakan prosedur pembedahan
yang dilakukan dokter untuk mengencangkan otot vagina. Konon, operasi ini dapat
memperbaiki penampilan vagina dan meningkatkan kenikmatan seksual. Beberapa
wanita juga ada yang menjalani vaginoplasty setelah memasuki masa menopause.
Vaginoplasty memang dapat dilakukan dengan
alasan medis, yaitu apabila wanita menderita beser untuk waktu yang lama atau
merasa sakit saat berhubungan seksual. Rasa sakit ini disebabkan karena adanya
gangguan pada bentuk atau otot vagina.
Meskipun mengoperasi vagina boleh-boleh saja
secara medis, manfaat operasi ini untuk tujuan kosmetik masih belum jelas.
American College of Obstetricians dan Gynecologists memperingatkan bahaya
vaginoplasty dan prosedur peremajaan vagina lainnya.
Penelitian tentang keamanan dan efektivitas
vaginoplasty sampai saat ini masih terbatas.
Efek samping dan risiko vaginoplasty yang
diketahui antara lain:
1. Jaringan parut
2. Hilangnya kepekaan vagina
3. Rasa sakit saat berhubungan intim
4. Beser
5. Perdarahan
6. Mati rasa
7. Lebam
8. Infeksi
"Vaginoplasty sebaiknya hanya dilakukan
jika benar-benar diperlukan. Prosedur ini awalnya digunakan untuk tujuan
kesehatan, namun beberapa wanita juga melakukannya untuk alasan kosmetik,
misalnya ketika seorang wanita tidak senang dengan bentuk vaginanya setelah
melahirkan anak," kata Mary M. Gallenberg, M.D., konsultan di Departemen
Obstetri & Ginekologi di Mayo Clinic dan asisten profesor College of
Medicine, Mayo Clinic seperti dilansir Mayo Clinic.
Untuk wanita yang mencemaskan lemahnya otot
vagina atau penampilan vagina yang kurang menarik, sebaiknya konsultasikan dulu
dengan dokter. Latihan khusus yang disebut senam Kegel bisa dilakukan untuk
mengencangkan otot vagina.
Risiko dan efek samping vaginoplasty tersebut
mungkin disebabkan oleh berkurangnya kekencangan otot vagina. Maka, calon
pasien perlu memahami pilihan lain sebelum menjalani prosedur ini.
"Ada banyak saraf di dalam vagina yang
penting untuk kesehatan seksual dan orgasme. Ada kemungkinan saraf tersebut
terpotong sehingga menyebabkan berkurangnya kepekaan klitoris dan vagina secara
permanen. Akibatnya, wanita jadi kurang dapat mencapai kenikmatan
seksual," kata dr Gallenberg.
Wanita yang mengalami kelebihan berat badan,
merokok atau menderita diabetes lebih besar risikonya menderita komplikasi
akibat vaginoplasty. Bicarakan dengan dokter secara hati-hati untuk
mempertimbangkan risiko dan efek samping vaginoplasty sebelum menjalani
prosedur ini.