Selama ini aku tidak sadar betapa besar kasih
sayang orang tua yang diberikan padaku. Aku merasa biasa-biasa saja, sampai
sebuah kejadian kecil membuatku iseng menghitung berapa rupiah yang bisa aku
bayar untuk melunasi kasih sayang mereka.
Di sebuah akhir pekan, aku masih berkutat di
kantor hingga larut malam. Ada beberapa laporan pajak yang harus segera
diselesaikan. Hingga tak sadar, jam menunjukkan pukul 11 malam. Lokasi kantorku
terpencil, menelepon taksi untuk pulang harus mengantri karena malam minggu
banyak penumpang yang membutuhkan taksi. Tidak ingin menunggu lama, aku
memutuskan untuk menelepon ayahku. Beliau tidak keberatan menjemputku ke
kantor.
Sesampainya di rumah, aku terdiam. Aku sudah
dewasa, sangat jarang ayah mengantar jemput seperti saat aku masih sekolah
dulu. Tiba-tiba terpikirkan olehku, biaya taksi yang akan aku keluarkan
seandainya ayah tidak menjemputku. Dari kantor ke rumah kira-kira 60 ribu.
Iseng, aku keluarkan kertas dan kalkulator, aku mulai berhitung berapa
kira-kira biaya yang dikeluarkan orang tua untuk kelangsungan hidupku hingga
saat ini.
Usia: 24 tahun
BIAYA MAKAN:
Asumsikan saja satu kali makan dan minum
seharga Rp 10.000
Rp 10.000 x 3 kali makan per hari x 24 tahun x
365 hari = Rp 262.800.000
Aku langsung melotot, jumlah yang sangat besar
bukan? Padahal aku yakin setiap menu yang disajikan ibu di rumah melebihi angka
tersebut. Belum termasuk biaya camilan kesukaanku, kue ulang tahun yang dibuat
ibu setiap hari ulang tahunku, dan semua makanan yang dibuat berdasarkan apa
yang aku suka. Mari lanjut berhitung..
BIAYA TRANSPORTASI:
Asumsikan saja biaya PP rumah-sekolah adalah
Rp 20.000, sekolah 6 hari dalam seminggu.
Rp 20.000 x 288 hari x 17 tahun sekolah = Rp 97.920.000
Aku kembali tercengang. Ini baru biaya kasar,
belum antar jemput yang dilakukan ayah jika aku harus les sampai malam,
menjemputku ke rumah teman, mengantarku ke acara sekolah, dan semua biaya
transportasi seumur hidupku untuk rekreasi, atau sekedar jalan-jalan. Pasti
nilainya lebih banyak daripada ini. Termasuk biaya capek saat ayah menerjang
macet berjam-jam.
BIAYA TINGGAL:
Tidak tahu berapa biaya tinggal di rumah,
asumsikan saja Rp 100.000 per malam (harga rata-rata hotel termurah).
Rp 100.000 x
24 tahun x 365 hari = Rp
876.000.000
Sekali lagi aku yakin, rumahku yang tidak
mewah ini melebihi nyamannya hotel bintang lima yang bisa menawarkan biaya
jutaan rupiah setiap malam. Aku bisa menelepon sebebasnya tanpa biaya tambahan,
melihat tv, mendapat koneksi internet, mendapat makanan gratis dari kulkas
(jika mengambil makanan di dalam kulkas kamar hotel, harganya sangat mahal).
Belum lagi fasilitas tidak akan diusir dan mendapat perlindungan terbaik di
dunia.
Ini hanya biaya yang tampak, belum termasuk pakaian,
perawatan tubuh setiap hari, dan sebagainya. Termasuk biaya imunisasi, biaya
obat, biaya sekolah, uang jajan, uang rekreasi dan setumpuk hal lain yang bila
kuhitung.. mungkin kalkulatorku akan error.
Belum lagi dengan waktu-waktu yang diberikan
ayah dan ibu saat merawatku, saat aku sakit, mengajarkan berbagai hal dan
sebagainya. Semua itu tentu mahal harganya, tidak tergantikan, dan orang
tuaku.. TIDAK MEMINTA BAYARAN SEDIKITPUN.
Tanpa kusadari air mataku menetes.
Sejak saat itu, aku semakin menghormati ayah
dan ibu. Sebisa mungkin aku menyediakan waktu untuk mereka. Sebisa mungkin aku
membahagiakan mereka. Tak sanggup jika aku harus membayar semuanya dengan
materi. Bahkan jika aku memberi dunia, hal itu tidak cukup.
Terima kasih, ayah, ibu..