Sebuah kesan negatif akan sulit dihindari
ketika Anda mendengar kata pelacur. Profesi yang dilakukan dengan jalan
'menjajakan diri' ini memang bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di
lingkungan masyarakat. Namun, di balik profesi yang menurut banyak orang
negatif itu, pernahkah Anda sekedar menengok dan memperhatikan apa sebenarnya
yang menjadi latar belakang keputusan mereka menjadi seorang pelacur?
Rasanya tidak akan ada wanita yang memiliki
cita-cita untuk menjadi seorang pelacur. Banyak faktor dalam hidup yang
'memaksa' mereka untuk 'jatuh' ke dalam profesi tersebut. Sebelum Anda
menghakimi profesi yang dianggap negatif ini, coba simak beberapa latar
belakang penyebab seorang wanita menjadi seorang pelacur.
Jeratan
perjualbelian wanita
Tidak semua wanita dengan sengaja menjadi
seorang pelacur. Anda mungkin belum pernah mengetahui bahwa perjualbelian anak,
khususnya remaja wanita, marak terjadi di Indonesia. Perdagangan ini kemudian
yang bisa menjerat seorang wanita masuk ke dalam dunia prostitusi. Anda tidak
akan pernah tahu bagaimana kejamnya dunia prostitusi. Sekali seorang wanita
masuk ke dalamnya, akan sulit bagi wanita untuk keluar dari jeratannya. Seorang
wanita yang ingin kabur dari sebuah lingkungan prostitusi harus berhadapan
dengan banyak pihak yang mungkin dapat mengancam keselamatan hidupnya. Inilah
yang menyebabkan para wanita itu kemudian tetap melakukan profesi tersebut
tanpa bisa mendapatkan apa yang disebut dengan kebebasan.
Desakan ekonomi
Bayangkan diri Anda memiliki lima saudara yang
semuanya berjenis kelamin perempuan. Kemudian, kedua orang tua Anda meninggal
dunia dengan meninggalkan hutang yang jumlahnya ratusan juta. Sedangkan Anda
dan saudara Anda tidak memiliki keahlian khusus yang dapat menghasilkan banyak
uang. Apa yang akan Anda lakukan? Kasus seperti ini ternyata tidak hanya
terjadi satu atau dua kali dalam kehidupan wanita-wanita Indonesia. Keputusan
menjadi pelacur akhirnya terpaksa diambil karena profesi inilah yang dapat memberikan
mereka uang berjumlah banyak hanya dalam waktu sekejap saja. Mereka harus
menempuh hidup dengan jalan prostitusi untuk tetap hidup dan menjalaninya.
Ironis bukan?
Ketidakmampuan
negara
Tidak ada seorang wanita pun di dunia ini yang
ingin memiliki profesi sebagai seorang pelacur. Jangan hakimi profesi ini tanpa
mengetahui latar belakang mereka mengambil jalan yang menimbulkan banyak
kontroversi ini. Janji negara untuk melindungi fakir miskin dan anak terlantar
sesuai yang dituangkan dalam UUD 1945 nampaknya belum dapat terpenuhi. Apabila
negara mampu menghidupi setiap wanita yang miskin, , tidak memiliki keahlian,
dan tidak mampu memperoleh pekerjaan, tidak akan ada seorang wanita pun yang
akan menjadi seorang pelacur. Profesi ini tidak dapat begitu saja disalahkan
karena banyak faktor mempengaruhi munculnya profesi ini, termasuk faktor
pemerintah.
Buka mata dan hati Anda. Tidak semua yang ada
di dunia ini hadir dalam hitam dan putih saja. Selalu akan ada sisi abu-abu
dalam dunia ini yang sulit Anda hindari. Seorang pelacur, di balik semua
kontroversi yang mengelilinginya, adalah satu hal yang terlalu pelik untuk
sekedar diletakkan di sisi hitam saja. Jangan hakimi mereka karena mereka juga
punya keinginan yang sama dengan Anda yaitu hidup tenang dan damai di dunia.
Hanya saja, jalan yang mereka miliki dan Anda miliki jelas tidak sama.
Dengarkan kata hati mereka, mungkin itu sudah cukup.