Di mana ada kemauan, di situ ada jalan. Jutaan
orang mengejar impian agar bisa kuliah di salah satu universitas terbaik dunia,
Universitas Harvard. Sayangnya, tidak semua orang berhasil memperoleh
kesempatan itu. Ashley Dawn Loggins, seorang gadis miskin dan
tunawisma berhasil mendapatkan beasiswa di universitas bergengsi tersebut.
Inilah kisah yang bisa menjadi inspirasi kita semua.
Ditinggal Orang Tua Sejak Kecil
Ashley Dawn Loggins tahun ini berusia 18
tahun. Namanya terkenal sejak dia diberitakan diterima sebagai mahasiswi
Harvard untuk tahun pendidikan 2016. Masa kecil gadis berkacamata ini sangat
memprihatinkan. Ashley kecil mendapat penolakan dari orang tuanya yang
merupakan pecandu narkoba, dia sering mendapat perlakuan kasar dan tinggal di
lingkungan tak sehat yang dipenuhi pengguna narkoba. "Saya melihat
keluarga saya hidup dari satu tagihan (hutang) ke tagihan yang lain," ujar
Ashley dikutip dari Dailymail. Hingga akhirnya, kedua orang tua meninggalkan
Ashley begitu saja.
Ashley menunjukkan surat dari Harvard, buah manis kerja kerasnya |
Kemudian Ashley tinggal bersama nenek yang
menyayanginya. Walau begitu, kehidupan Ashley tetap miskin dan tidak diajarkan
pentingnya kebersihan. Saat sekolah, Ashley jarang sekali mandi. Dia dan kakak
laki-lakinya harus berjalan jauh ke taman kota membawa ember untuk mendapatkan
air gratis. Gadis ini harus memakai pakaian yang sama setiap hari selama
berbulan-bulan. Sehingga tidak heran jika teman-temannya sering mengejek Ashley
dengan panggilan jelek atau bodoh. Jika sudah begitu Ashley akan pulang sekolah
sambil menangis setiap hari.
Dari Gelandangan Menuju Harvard
Saat SMA, penasihat sekolah, Robyn Putnam
memberi jalan yang membawa perubahan bagi Ashley. Selain diberi pakaian,
penasihat sekolah tersebut menyarankan agar Ashley mengejar ketinggalan pelajaran
sekolah secara online. Agar bisa membiayai keperluan hidup sehari-hari, Mr
Putman memberi Ashley pekerjaan sebagai petugas kebersihan sekolah dan
diizinkan tinggal di sekolah. Ashley harus memastikan kelas, toilet dan semua
ruangan sekolah bersih sebelum pelajaran dimulai.
Ashley saat menjadi petugas kebersihan sekolah |
Walaupun awalnya berat dan merasa malu, Ashley
segera beradaptasi. Dengan penghasilan dan kehidupan yang lebih baik, Ashley
bisa terus berprestasi, semua nilai ujiannya selalu A. Tidak ada yang sia-sia dari sebuah kerja
keras. Pada akhir masa SMA, Ashley mendaftarkan diri di empat universitas dan
semua menerimanya, termasuk Universitas Harvard. Ashley akan mendapat beasiswa
penuh dan tempat tinggal selama kuliah, tetapi perjuangannya masih belum
selesai karena dia harus membeli sendiri berbagai buku dan keperluan
sehari-hari.
Ingin Membantu Orang Lain
"Rasanya luar biasa karena saya telah
menyelesaikan semua ini dengan kerja keras dan bisa mencapainya," ujar
Ashley sambil menangis bahagia dalam wawancara bersama CNN. Gadis ini tidak
lupa berterima kasih pada semua orang yang telah membantunya. Ashley juga tidak
lupa untuk berbagi pada anak-anak lain yang bernasib sama atau lebih buruk
darinya untuk mendapat pendidikan. Dia memiliki rencana untuk mendirikan sebuah
yayasan non laba untuk saling membantu. "Satu-satunya cara untuk keluar
dari kemiskinan adalah pendidikan," ujarnya.
Selama setiap orang memiliki impian, mereka
pasti bisa mewujudkannya. Tidak alasan untuk tidak mewujudkan impian. Semua itu
tergantung pada Anda, bukan pada orang lain, demikian pesan Ashley.