Sebut saja Puja. Usia gadis ini sekitar 13
tahun. Masih sekolah. Suka menyanyi dan menari. Sambil tertawa, ia melontarkan
mimpi ingin menjadi bintang film suatu saat nanti. Jauh di balik kepolosannya
sebagai gadis desa, Puja memiliki pemikiran maju. Ia adalah gadis pertama di
keluarganya yang sekolah, dan bertekad menyelesaikannya. Sedikit gadis di
lingkungannya yang memiliki tekad serupa.
Ia tak ingin bernasib seperti Priya, wanita
berusia hampir 40 tahun yang dipaksa hidup di lingkungan prostitusi sesaat
setelah memasuki masa pubertas.Menjual anak perempuan yang memasuki usia
pubertas ke prostitusi menjadi cerita jamak di Distrik Bharatpur, India.
Bahkan, menjadi bagian tradisi masyarakat setempat yang ditandai upacara
menyambut masa pubertas: Nathni Utarna.
Upacara itu menjadi penanda seorang gadis siap
dikirim ke perdagangan seks. Siap tidur dengan klien pertamanya.
Tradisi Aneh Persembahkan Anak Gadis ke
Prostitusi
Masyarakat tak melihat ada yang salah saat
seorang ayah membawa anak gadisnya ke dalam bisnis seks.
Begitu pula saat seorang pemuda membawa
adiknya ke tempat pelacuran. Mereka hanya melihatnya sebagai tradisi
turun-temurun.
Tradisi itu bermula dari budaya devdasi, yang
artinya persembahan untuk Tuhan. Anak-anak perempuan didedikasikan sebagai
pekerja seksual atas nama agama. Hanya, tradisi yang mulanya wujud persembahan
keagamaan ini telah menjelma menjadi ladang bisnis yang menjanjikan kehidupan
layak.
Plan India, sebuah lembaga sosial terus
berupaya untuk menghapus tradisi tersebut. "Banyak wanita di pusat
rehabilitasi memastikan bahwa anak-anak perempuan di keluarga mereka tak
melanjutkan tradisi ini," ujar Anil Kapoor, salah satu aktivis Plan India,
kepada CNN.
"Sebuah langkah kecil, tapi arahnya sudah
benar. Mengubah pola pikir wanita di pedesaan adalah kuncinya," ujarnya.
"Sekarang, ketika wanita-wanita sudah memiliki pendirian sendiri melawan
prostitusi, saya optimistis tradisi itu bisa diakhiri."
Plan India membidik anak-anak perempuan yang
belum terjerumus ke dalam pelacuran. Sebab, mereka yang sudah terlanjur masuk
ke dalam bisnis tersebut umumnya sulit melepaskan diri karena terikat
penghasilan yang menjanjikan. "Pendidikan adalah kunci untuk
mengubah."