Sepintas tak ada yang janggal dari sosok Lucy Parker. Gadis lima tahun ini selalu terlihat asyik bermain drama mengajak bicara boneka-bonekanya di rumah. Tapi, semua keceriaan itu lenyap ketika ia melangkahkan kaki keluar rumah.
Lucy segera berubah menjadi seorang gadis
pendiam. Begitu gerbang sekolahnya mulai terlihat, ia segera mengunci mulutnya
rapat-rapat. Membisu sepanjang hari, ia tak akan mengucap sepatah kata pun
untuk guru dan teman-temannya.
"Bahkan ketika jatuh ketika bermain atau
sakit, ia tak akan membuat suara. Walau air matanya meleleh di pipi, ia tak
akan menangis tersedu-sedu," kata sang ibu, Zoie, 30, seperti dikutip
Daily Mail.
Gadis asal Chelmsford, Essex, Inggris, itu
didiagnosis dengan selective mutism, gangguan psikologis semacam fobia bicara
di luar rumah.
Dokter mengatakan kondisi ini sangat kompleks
yang biasanya menyerang antara usia 3-6 tahun. Belum jelas pemicunya. Dokter
hanya mengatakan bahwa gangguan psikologis kompleks ini terkait dengan
kecemasan parah.
Dokter mengatakan tak ada obat untuk mengatasasi
gangguan itu. Yang dibutuhkan hanya kesabaran hingga anak tumbuh dewasa dan
mengikis kecemasannya perlahan. "Saya merasa sangat sedih memikirkan gadis
kecil saya, dia tidak bisa berbicara dan berbeda dengan anak-anak lain."
Keceriaan Lucy biasanya akan kembali begitu
pulang dari sekolah. Seperti sudah menahan bicara seharian, ia tak akan
berhenti ngoceh hingga larut malam. "Dia akan tetap terjaga sampai jam 10
malam, dia tidak bisa berhenti bernyanyi dan mengobrol," kata ibunya.
Di Inggris, kasus ini diperkirakan hanya
menimpa sekitar 15 orang. Salah satunya, Catherine. Gadis 15 tahun yang mencuat
sebagai musisi berbakat ini sanggup menggelar solo piano di depan ratusan
orang, tetapi ia tak akan mau berbicara sepatah katapun dengan orang lain.
Selama 12 tahun terakhir, ia hanya mau bicara
dengan keluarga dan dua teman dekat. "Di rumah atau di mobil dengan kami,
dia sangat cerewet dan suka menggoda kami atau membuat lelucon, seperti remaja
normal. Tapi ketika keluar ia akan membisu," kata Simon, ayahnya.
mungkin fobia terhadap lingkungan luar rumah