LinkedIn boleh saja masuk dalam kategori situs jejaring sosial. Namun, peruntukan LinkedIn tak sama dengan Facebook, sebab ia lebih ditujukan untuk kalangan profesional.
Artinya, bagaimana user memanfaatkan LinkedIn
jelas tidak bisa disamakan kala bermain dengan Facebook yang sifatnya lebih
santai.
Memang, LinkedIn hadir untuk membantu untuk
menjalin networking antar pengguna. Namun bukan cuma untuk urusan sharing foto
ataupun bikin status, namun lebih kepada yang sifatnya profesional urusan
pekerjaan.
Berikut 5 kesalahan fatal yang harus
Anda hindari di LinkedIn:
1. Foto Anak vs foto seksi
Sikap sayang anak dari pengguna internet
seringkali diungkapkan dengan cara memposting foto buah hati mereka di situs
jejaring. Oke lah, jika hal itu dilakukan di Facebook, namun sebaiknya tidak
dilakukan di LinkedIn.
Sebab, apa yang terlihat 'lucu' di Facebook
tentunya tidak cocok untuk dunia kerja. Hal ini harusnya sudah bisa disadari
pengguna LinkedIn, namun tetap saja, seperti dilansir Huffington Post dan
dikutip detikINET, foto anak di LinkedIn masih suka ditemui.
Foto yang sebaiknya tidak diposting di
LinkedIn termasuk di antaranya foto yang terlalu seksi, menggunakan animasi,
atau yang tidak mencerminkan diri Anda dengan baik.
2. Oversharing
Mengintegrasikan berbagai jejaring sosial
yang Anda ikuti dengan LinkedIn, memang bisa menjadi pilihan.
Namun harus dilihat juga apa dan seberapa
banyak yang diposting. Jangan malah akun LinkedIn Anda menjadi oversharing
alias berlebihan. Sebaiknya pisahkan mana yang urusan profesional di LinkedIn
dan bersenang-senang di jejaring sosial lain.
3. Menyerang User Lain
LinkedIn seringkali digunakan oleh para pemburu
karyawan. Tentu untuk melirik calon karyawan, banyak poin yang menjadi
pertimbangan, salah satunya adalah sikap.
Bagaimana jika user LinkedIn yang dilirik,
namun ia memiliki sikap tidak terpuji? Seperti suka 'menyerang' atau melakukan
tindakan kekerasan tertulis kepada user lain.
Pastinya sikap negatif itu akan menjadi
pertimbangan tersendiri bagi perekrut. Terlebih, para perekrut kerap menelaah
lebih mendalam apa yang Anda tampilkan di LinkedIn.
4. Banyak Koneksi, Apa Anda Kenal Semua?
Sah-sah saja memiliki banyak koneksi (pengguna
yang terhubung) di LinkedIn. Hanya saja jika terlalu banyak dan tidak
memberikan manfaat, malah akan jadi bumerang. Memang Anda kenal siapa saja yang
terhubung dengan Anda?
Bahkan sejatinya, Anda diimbau untuk
berhati-hati dengan siapapun yang terkoneksi dengan akun LinkedIn Anda.
Siapa tahu 'teman' Anda tersebut memiliki riwayat yang tidak bagus di dunia
kerja. Jadi ketika ia dilihat ada di daftar koneksi Anda, bisa-bisa image negatif
tersebut juga ikut terseret.
5. Profil Harus Jelas
Informasi yang dituliskan di akun Anda itu
ibarat CV digital yang disodorkan ke perusahaan. Jadi jika 'CV' tersebut
tidak menampilkan data-data dengan jelas, tentu ini akan menjadi kerugian tersendiri.
Salah satu poin yang kerap terlewati adalah
informasi tempat Anda bekerja sebelumnya. Tak cukup rasanya cuma menulis nama
mantan perusahaan tempat Anda bekerja tersebut, tulis pula posisi dan tanggung
jawab yang Anda emban di sana.
Lebih bagus lagi jika dapat menyebutkan Anda
pernah terlibat dalam proyek apa di perusahaan terdahulu. Ini penting karena
akan masuk dalam pertimbangan perekrut.