Jomblo, status ini menjadi hal yang menakutkan untuk
beberapa orang. Apalagi kalau ternyata orang tersebut terancam menjadi jomblo
seumur hidupnya.
Para jomblo biasanya menjadi sangat galau
perihal kesendiriaannya. Kegalauan semakin menjadi-jadi ketika malam minggu
tiba. Sementara teman-teman mereka sibuk pacaran, para jomblo bingung akan
melakukan kegiatan apa di akhir pekan. Ujung-ujungnya, jomblo-jomblo akan
curhat.
Di sinilah kehadiran media sosial seperti Facebook
dan Twitter membantu. Sekarang ini di situs jejaring sosial para jomblo tak
malu lagi berbagi kegalauan mereka. Kenapa mereka tak lagi merasa sungkan
mengaku jomblo?
"Karena tidak melihat tatap secara wajah.
Media sosial ini bisa membuat orang seenaknya sharing, karena menganggap, orang
nggak ngerti gue siapa, itu curhatnya dia, isi hatinya bisa ditumpahkan di
situ," ujar Master Of Psychological Science Lita Gading saat berbincang
dengan wolipop.
Dalam curhatnya, tidak jarang para jomblo
mempertanyakan kapan status kesendirian itu akan berakhir. Mereka khawatir bisa
menjadi jomblo selamanya, sementara teman dan sahabat sudah mulai menikah atau
menjalin hubungan yang serius.
Agar tidak menjadi jomblo selamanya,
ada beberapa cara yang bisa dilakukan, seperti disarankan Lita. Pertama adalah
dengan lebih terbuka, tapi bukan dalam arti mengobral diri.
"Jangan pasang muka yang kusam, tidak
enak dilihat. Orang-orang juga langsung defense kalau kayak gitu. Lakukan hal
yang kecil-kecil saja, tersenyum, menolong orang lain, membuat orang
happy," kata wanita yang kerap tampil sebagai pembicara di televisi itu.
Langkah kedua agar bisa memiliki pasangan
adalah dengan banyak bergaul atau bersosialisasi. "Misalnya bergabung di organisasi,
bergaul di media sosial juga boleh, itu kan bisa jadi tempat mencari teman,
networking," tandas Lita.