Warung Internet

Dunia yang asik untuk berbagi...

Pada tanggal 19 November 2012 DD akan ganti template, jadi jika kamu mengalami gangguan pada tanggal itu Admin mohon maaf | Mohon maaf untuk sementara artikel Humor dan Cermis belum bisa diposting. InsyaAllah akan mulai berjalan normal pada awal bulan desember 2012 |

Kamu suka artikel ini? Klik "Like" dan +1!

DuniaQ Duniamu

Jomblo, status ini menjadi hal yang menakutkan untuk beberapa orang. Apalagi kalau ternyata orang tersebut terancam menjadi jomblo seumur hidupnya.

Para jomblo biasanya menjadi sangat galau perihal kesendiriaannya. Kegalauan semakin menjadi-jadi ketika malam minggu tiba. Sementara teman-teman mereka sibuk pacaran, para jomblo bingung akan melakukan kegiatan apa di akhir pekan. Ujung-ujungnya, jomblo-jomblo akan curhat.

Di sinilah kehadiran media sosial seperti Facebook dan Twitter membantu. Sekarang ini di situs jejaring sosial para jomblo tak malu lagi berbagi kegalauan mereka. Kenapa mereka tak lagi merasa sungkan mengaku jomblo?

"Karena tidak melihat tatap secara wajah. Media sosial ini bisa membuat orang seenaknya sharing, karena menganggap, orang nggak ngerti gue siapa, itu curhatnya dia, isi hatinya bisa ditumpahkan di situ," ujar Master Of Psychological Science Lita Gading saat berbincang dengan wolipop.

Dalam curhatnya, tidak jarang para jomblo mempertanyakan kapan status kesendirian itu akan berakhir. Mereka khawatir bisa menjadi jomblo selamanya, sementara teman dan sahabat sudah mulai menikah atau menjalin hubungan yang serius.

Agar tidak menjadi jomblo selamanya, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, seperti disarankan Lita. Pertama adalah dengan lebih terbuka, tapi bukan dalam arti mengobral diri.

"Jangan pasang muka yang kusam, tidak enak dilihat. Orang-orang juga langsung defense kalau kayak gitu. Lakukan hal yang kecil-kecil saja, tersenyum, menolong orang lain, membuat orang happy," kata wanita yang kerap tampil sebagai pembicara di televisi itu.

Langkah kedua agar bisa memiliki pasangan adalah dengan banyak bergaul atau bersosialisasi. "Misalnya bergabung di organisasi, bergaul di media sosial juga boleh, itu kan bisa jadi tempat mencari teman, networking," tandas Lita.

Jika kamu suka artikel ini, sumbangkan komentar kamu

Pembaca yang baik adalah pembaca yang meluangkan sedikit waktunya untuk memberikan komentar tentang apa yang telah dibacanya... :)